Makassar: Tiga anggota TNI diperiksa atas dugaan pemerasan terhadap sopir travel Aidil Isra senilai Rp30 juta. Peristiwa terjadi saat korban melintas di Kabupaten Gowa menuju Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Jumat, 7 November 2025.
“Jadi betul, yang kejadian di Gowa baru-baru ini. Ada tiga orang diduga oknum TNI AD melakukan pemerasan. Sekarang tiga orang ini sudah didalami oleh pihak Pomdam untuk menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi,” ujar Kapendam Kodam XIV Hasanuddin Kolonel (Kav) Budi Wirman di Makassar seperti dilansir Antara, Rabu, 12 November 2025.
Tiga prajurit berinisial Kopda SUY, Pratu FRM, dan Pratu FTR bertugas di Satuan Pembekalan Angkutan Kodam XIV Hasanuddin. Seorang anggota Polri dari Polrestabes Makassar juga diduga terlibat dalam kasus ini.
Kapendam menjelaskan modus para terduga pelaku. Mereka menghentikan mobil travel yang dinilai kelebihan muatan, kemudian memeriksa surat-surat dan kondisi kendaraan. “Kemudian mereka melaksanakan negosiasi di sana untuk kesepakatan uang damai. Setelah angkanya disepakati, pihak travel melaporkan kepada Polisi,” tuturnya.
Selain tiga oknum TNI, terdapat tiga warga sipil dan satu oknum polisi yang diduga terlibat. Kodam memastikan akan bertindak tegas bila ketiga anggotanya terbukti bersalah. “Kita dalam hal ini bersikap tegas. Sekali lagi, kita tidak akan mentolerir setiap pelanggaran yang dilakukan anggota,” tegas Budi Wirman.
Korban Aidil Isra mengungkapkan peristiwa pemerasan tersebut. Ia ditahan sekelompok orang yang mengaku anggota, kemudian dituduh membawa tenaga kerja ilegal. “Saya langsung bayar Rp30 juta transfer daring. Nama tertera di situ Siti, perempuan. Setelah menerima uang, mereka memberikan garansi kepada saya, jika melintas di jalan ini, tidak ditahan atau kena razia,” tutur Aidil.
Penasihat hukum korban, Sya’ban Sartono, menjelaskan modus operandi pelaku. “Klien kami takut, sehingga menghubungi orang tuanya dan berbicara langsung dengan terduga pelaku. Permintaannya awalnya Rp50 juta, kemudian turun menjadi Rp30 juta setelah negosiasi,” kata Sya’ban.
Hingga saat ini, kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keterlibatan anggota Polri dalam kasus ini. Pihak TNI terus mendalami alasan ketiga oknum tersebut berada di lokasi kejadian. Dikutip dari Metrotvnews.com






