Seribu pohon pisang raja ditanam diam-diam di hutan Probolinggo sebagai simbol toleransi lintas agama dan upaya memperkuat ketahanan pangan. Penanaman diawali dengan simbolisasi sembilan bibit di sembilan titik Brabe Maron, kawasan hutan yang berjarak 28 kilometer dari Kraksaan dan sulit dijangkau masyarakat.
Upacara penanaman berlangsung khidmat dengan lagu Indonesia Raya dan doa dari tiga pemuka agama, tanpa uniform resmi, menegaskan nuansa kebersamaan dan harmoni.
Kegiatan ini melibatkan tokoh dari NU, Ansor, GKJW, dan Katolik, termasuk pengurus cabang NU Mojokerto. Ketua Ansor Kraksaan, Zen Ubaidillah, menegaskan tema “Dialog Karya Penanaman” untuk memperkuat ketahanan pangan melalui lahan waqaf MWC NU Maron.
Menurut Kyai Misnaji dan Ustadz Cung Asy’ari, kegiatan ini menjadi wujud nyata persatuan lintas iman sekaligus pengelolaan lahan untuk kesejahteraan masyarakat. Rm Fadjar menambahkan, aksi lintas agama ini sejalan dengan Dokumen Abu Dhabi 2019 dan SAGKI 2025, mendukung perdamaian berbasis Pancasila.
Penanaman pisang raja bukan hanya mendukung ketahanan pangan di Probolinggo, tetapi juga menjadi simbol persaudaraan lintas agama, solidaritas, dan kerja sama dalam bingkai NKRI.
Dikutip dari RRI.co.id






