Microsoft resmi membentuk tim baru bernama Superintelligence MAI Team yang berfokus mengembangkan kecerdasan buatan super (superintelligence) — sistem AI yang memiliki kemampuan melebihi manusia dalam bidang tertentu, dimulai dari diagnostik medis.
Langkah ini menjadikan Microsoft sebagai salah satu pemain besar dalam perlombaan global menuju superintelligence, bersaing dengan Meta Platforms, Safe Superintelligence Inc, dan sejumlah perusahaan teknologi lainnya.
Kepala AI Microsoft, Mustafa Suleyman, menyebut perusahaan akan menginvestasikan dana besar untuk membentuk tim ini dan mempercepat riset.
“Kami berencana menginvestasikan banyak uang untuk membangun tim kecerdasan buatan super ini,” ujar Suleyman, dikutip dari Reuters, Senin (10/11/2025).
🤖 Tidak Mengejar AI Serba Bisa
Berbeda dari pendekatan kompetitor, Suleyman menegaskan bahwa Microsoft tidak berniat menciptakan AI yang mampu melakukan segala hal secara tak terbatas.
Ia menilai pendekatan semacam itu berisiko dan sulit dikendalikan.
“Kami skeptis terhadap ide mesin otonom yang bisa memperbaiki diri sendiri. Fokus kami adalah membangun AI yang benar-benar dapat dikendalikan dan bermanfaat bagi manusia,” jelasnya.
Sebagai gantinya, Microsoft mengusung konsep “kecerdasan super humanis” — AI yang dirancang untuk menyelesaikan masalah nyata dengan manfaat langsung bagi manusia.
“Humanisme mengharuskan kita untuk selalu bertanya, apakah teknologi ini bermanfaat bagi kepentingan manusia?” tambah Suleyman.
🧬 Fokus Awal: Diagnostik Medis dan Riset Penyakit
Tahap awal pengembangan difokuskan pada bidang medis, khususnya diagnostik penyakit dan bioteknologi.
Microsoft berharap dapat mengembangkan “kecerdasan super medis” dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Menurut Suleyman, kemajuan ini berpotensi memperpanjang harapan hidup manusia dengan membantu mendeteksi penyakit lebih dini dan meningkatkan kualitas hidup.
“Jika tercapai, ini akan meningkatkan harapan hidup dan memberi lebih banyak tahun sehat bagi semua orang,” ujarnya.
Inspirasi riset Microsoft datang dari DeepMind AlphaFold, model AI yang sukses memprediksi struktur protein dan mempercepat riset obat global.
👩🔬 Tim Elite dan Rekrutmen Peneliti Dunia
Proyek Superintelligence MAI dipimpin oleh Suleyman bersama ilmuwan utama Karen Simonyan.
Meski belum mengonfirmasi besaran dana atau tawaran bagi peneliti, Suleyman menyebut Microsoft terus merekrut talenta dari laboratorium AI terkemuka dunia.
Sebagai perbandingan, Meta sebelumnya menawarkan hingga US$100 juta untuk menarik ilmuwan AI papan atas.
⚙️ Fokus pada Superhuman Performance Tanpa Risiko
Microsoft menegaskan bahwa pengembangan superintelligence ini akan diarahkan pada model khusus yang mampu melampaui kemampuan manusia dalam bidang tertentu, tanpa menciptakan risiko eksistensial seperti yang sering dikhawatirkan para teoretikus AI.
“Kami ingin menciptakan AI yang superhuman, tapi tetap aman dan terkendali,” tutup Suleyman.
Dikutip dari cnnindonesia.com








